Wednesday, August 29, 2007

Menjadikan Hidup Mempunyai Makna

oleh: el murdani
Untuk apa saya hidup? Barangkali itu adalah pertanyaan yang paling mendasar bagi setiap manusia, yang mau berpikir lebih dalam tentang dirinya sendiri. Apa yang ada di dalam benak manusia yang menjalani hidup ini dengan sekadarnya, mungkin tidaklah lebih baik daripada apa yang juga dipikirkan oleh makhluk yang bernama hewan. Pertama-tama dilahirkan ke dunia, kemudian diasuh oleh orang tua, lalu berangsur-angsur menjadi dewasa, setelah itu belajar untuk mencari nafkah, kemudian menjadi dewasa dan mencari penghidupan sendiri, lalu mencari pasangan untuk meneruskan keturunan, mendidiknya, serta menjadikannya seperti apa yang pernah dijalaninya selama hidupnya di dunia, dan yang terakhir adalah mati...Pragmatis memang, tapi itulah yang ada dalam benak sebagian besar manusia di bumi ini.
Terlebih lagi dengan pola kehidupan materialistis yang diterapkan di dunia pada saat ini.

Pola pikir manusia kebanyakan hanya bertumpu pada materi, materi, dan materi. Untuk hal-hal yang nonmateri seperti misalnya moral, sifat, akhlak, kebaikan, kejujuran dan lain-lain hanyalah didasarkan pada anggapan bahwa hal-hal tersebut dapat mendukung usaha manusia dalam mencari nafkah, ujung-ujungnya adalah materi, dan hal-hal yang berbau keduniaan lainnya.Demikianlah, hal yang paling mendasar tersebut memang sudah seharusnya dipikirkan oleh manusia. Tanpa pemecahan terhadap masalah tersebut hanya akan membuat hidup manusia tidak memiliki jiwa, ruh.
Islam datang memecahkan persoalan tersebut.


Islam mengajarkan bagaimana manusia seharusnya menjalani hidup ini sesuai dengan tuntunan penciptanya, Allah SWT. Islam juga memberikan berbagai solusi dalam seluruh aspek kehidupan. Islam juga menjadikan pemeluknya memiliki ruh dan semangat yang khas sehingga menjadikan manusia sebagai manusia, bukan hewan. 'Hidup untuk beribadah'. Itulah yang menjadi kunci dalam kehidupan yang Islami. Kalimat itu juga yang mendorong pemeluk Islam untuk menjadikannya tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia.
MENJADIKAN HIDUP MEMPUNYAI MAKNA hidup dapat dirasakan, tapi sulit untuk didefinisikan. Semua orang, anak kecil sekalipun, sangat mudah mengatakan apakah sesuatu itu hidup atau mati.


Ketika seseorang berjalan di kebun, dengan mudah ia membedakan mana pohon yang hidup, dan mana yang mati. Pepohonan yang nampak dari hari ke hari bertambah tinggi, berdaun hijau, lantas berbuah pasti dikatakan bahwa pohon itu hidup. Sebaliknya, pohon yang kering kerontang, daun-daunnya sudah rontok, walaupun disirami dan dipupuk tetap tidak membesar, bahkan semakin lama keropos, sekalipun tetap terlihat berdiri tegak namun orang-orang mengatakan bahwa pohon itu tidak hidup lagi. Demikianlah dengan hewan dan manusia. Hewan dan manusia yang terlihat tumbuh, anggota tubuhnya berfungsi, bergerak, dan dapat berkembang biak, semua orang dengan mudah menyimpulkan bahwa hewan dan tumbuhan yang demikian itu hidup, bukan mati. Inilah hidup secara biologis.
Dalam jenis hidup seperti ini, tumbuhan, hewan, dan manusia adalah sama. Sama-sama hidup. Semuanya sama-sama mencari makan bila lapar, mencari air bila haus, istirahat bila lelah, serta melakukan hubungan seksual untuk melestarikan keturunan bila telah tiba saatnya.


Demikianlah dalam aktivitas biologis manusia tidak jauh berbeda dengan tumbuhan dan hewan..Di sisi lain kita mendengar istilah kota mati. Pada saat terjadi kerusuhan, mobil-mobil tidak ada, kantor-kantor, pabrik, dan toko-toko banyak yang tutup. Saat itulah orang menyebutnya sebagai kota mati. Kota yang dibom sehingga penduduk dan bangunan-bangunannya porak poranda juga dinamai kota mati. Sebab, interaksi antarmanusia yang menjadi tanda kehidupan sudah tidak ada lagi.Inilah hidup dalam arti sosiologis.Dalam hidup ini, manusia dan hewan sama. Sama-sama makan , minum, bergerak, berkembang biak, menyayangi anak, dan berinteraksi satu sama lain. Bedanya, hewan melakukan semua itu dengan sekehendak hatinya sedangkan manusia ada yang melakukan dengan sekehendaknya, dan ada pula yang diatur oleh penciptanya, Allah SWT.
Bila manusia ini dalam menjalani hidupnya ini hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya semata, berarti tidak ada bedanya orang tersebut dengan hewan. Demikan pula, bilamana seseorang menjalani hidup ini seenak perutnya, bebas tanpa aturan, memperturutkan logika dan hawa nafsunya, serta melupakan Allah, saat itu orang tadi tidak dapat dibedakan dengan hewan.


Berkaitan dengan ini, Allah SWT berfirman:"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS Al-A'raf 179) Manusia yang ketika disodorkan ayat-ayat Allah tetapi tidak mau memahami, mengerti, menghayati, dan mengamalkannya, oleh Allah diibaratkan seperti hewan.

Allah menegaskan dalam firman-Nya:"Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jugapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya." (QS Al-Ahqaf 26)Untuk itu, tidak ada jalan lain kecuali berupaya menjadikan akal dan hati untuk memahami kebenaran, mata untuk mencari dan melihat kebenaran. Dan kebenaran itu adalah apa-apa yang datang dari Allah SWT."Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu." (QS Al-Baqarah 147)Kebenaran itu adalah apa yang terdapat dalam Islam. Allah berfirman:"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS Ali Imran 85)Dengan kata lain, segenap potensi yang dimilikinya tersebut digunakan untuk memahami dan menghayati Islam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berkaitan dengan ini, Allah menyatakan:"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS AdzDzariyat 56) Jelas sekali, Allah SWT sebagai pencipta manusia menetapkan bahwa keberadaan manusia di dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada-Nya. Padahal, ibadah itu maknanya adalah: taat kepada Allah, tunduk dan patuh kepada-Nya serta terikat dengan aturan agama yang disyariatkan-Nya. Jadi, manusia itu ada di dunia ini semata-mata untuk tunduk, taat, dan patuh kepada aturan-aturan dan hukum-hukum Allah dalam semua perkara: aqidah, ibadah mahdhah, sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Untuk manusia setelah diutusnya Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir, berarti hidupnya untuk tunduk, patuh, dan taat kepada syariat Islam yang diturunkan Allah kepada beliau.Melalui ibadah seperti inilah manusia akan berbeda denagn hewan bahkan melambung jauh lebih tinggi daripada derajat hewan. Hewan makan, manusia juga makan.


Tetapi manusia tidak sembarang makan. Ia makan hanya makanan yang halal lagi baik, memperolehnya dengan jalan yang dihalalkan Allah SWT.. Hewan hidup dengan sesamanya, demikian pula halnya dengan manusia. Bedanya, dalam kehidupan hewan tidak diatur secara formal, yang kuat itulah yang menang dan berkuasa. Sebaliknya, manusia diatur oleh aturan-aturan Allah.
Kedaulatan ada di tangan Syara' sehingga yang menentukan halal-haram, baik-buruk, terpuji-tercela, serta mana boleh ada di tengah masyarakat dan mana yang tidak boleh ada hanyalah ditentukan oleh Allah SWT melalui hukum-hukum-Nya dalam Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma' Shahabat, dan Qiyas.Kapan tunduk, patuh, dan taat kepada aturan Allah itu? Jawabannya tegas, setiap saat. Nabi SAW pernah mengatakan, seperti yang diriwayatkan oleh Turmudzi, menegaskan: "Bertaqwalah engkau di mana pun engkau berada!" (HR Turmudzi)Sungguh, sabda Rasulullah tersebut sangat gamblang dipahami. Bagaimana tidak, Allah akan menghisab seluruh perbuatan manusia.


Dia bukan hanya sekadar menghisab aktivitas ketika sedang di masjid saja atau sedang mengadakan pengajian saja. Sebaliknya, Dia Dzat maha Mengetahui akan meminta pertanggungjawaban manusia tentang segala perbuatannya. Semua perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban, apakah sesuai dengan visi dan misi hidup di dunia, yaitu ibadah, ataukah tidak.Allah berfirman:"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS At-Thur 21)"Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya" (QS Al-Mudatstsir 38)Demikianlah, bila hidup manusia sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT kepada manusia maka hidupnya akan bahagia di dunia dan di akhirat.

Sebaliknya, bila tidak, ia akan nestapa di dunia dan di akhirat. Untuk itu, kita patut merenungkan firman Allah berikut:"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS Al-Hadid 16).
KHATIMAH Demikianlah, Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Tiada perbuatan yang lebih baik daripada menghambakan diri kepada pencipta, beribadah kepada Allah SWT. Konsekuensi dari menghambakan diri ini termasuk dengan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah dalam segala aspek kehidupan, baik segi aqidah, ibadah mahdhah, sosial, politik, ekonomi, pendidikan, maupun budaya.

Dunia pada saat ini telah terkontaminasi dengan hal-hal yang ghairullah (bukan dari Allah) yaitu yang kita kenal sebagai thaghut. Inilah yang menyebabkan manusia menjadi hidup seperti layaknya hewan, tanpa aturan yang benar. Dan inilah yang membuat manusia berdosa besar karena melalaikan untuk menjalankan Syari'at Allah.Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk bersama-sama dan saling membantu untuk menegakkan kalimat Allah di bumi ini sehingga aturan-aturan Allah bisa dijalankan oleh manusia dan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam bisa dinikmati oleh seluruh makhluk.Wallahu A'lam Bi Shawab...

Lanjutkan......

Thursday, July 19, 2007

Madah Cinta

Oleh : Dr Cinta

Sesungguhnya percintaan itu amat mudah, namun pengertian cinta itu amat dalam maknanya.
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan, manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.

Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Terputus cinta memang menyedihkan. Harus diingat bahwa perpisahan itu ditentukan oleh jarak dan masa. Kalau bersedih karena cinta terhalang dan tidak kesampaian, anggaplah kesedihan itu seperti hujan – walau lebat atau lama sekali pun pasti akan reda juga.
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Jangan melarikan diri dari ‘CINTA’ apabila ia berada di hadapan kamu. Jangan melarikan diri dari padanya karena suatu hari nanti, kamu pasti akan teringatkannya kembali dan menyesali perbuatan kamu itu.

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat,
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Allah yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang susah didapatkan.

Cinta itu istimewa jika ia diberikan kepada orang yang bertuah.Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengubat cinta karena ia tidak mengerti perjalananan hati naluri.
Kejarlah cita-cita sebelum cinta, apabila tercapainya cita-cita maka dengan sendirinya cinta itu akan hadir.

Lanjutkan......

Air mata sebuah penyesalan

Saat itu..
Terasa sakit dan terasa memilukan…
Berpikir betapa kejamnya bibir ini..
Betapa kejamnya hati ini..
Berpikir terus, mengintrospeksi diri sendiri

Atas apa saja yang telah kulakukan kepada teman-temanku
Sedih hingga tak terasa sesuatu membasahi pipi…
Air mata sebuah penyesalan…
Maafkan aku wahai kawan-kawanku
Yang telah menyakitimu
Aku yang egois tanpa berpikir perasaan kalian yang sesungguhnya
Kulakukan dengan keji

Terima kasih Ya Allah…Terima kasih kawan-kawan…
Berkat-Mu dan kawan-kawan
Sehingga aku dapat menyadarinya…
(Adekku Kara, 19-07-07)

Lanjutkan......

Wednesday, July 18, 2007

Mengukur sebuah Cinta

Dalam Kitab Hayatus Shahabah, halaman 524-525 diriwayatkan kisah berikut:

Menjelang perang uhud, Abdullah bin Jahsy mengajak sahabatnya, Sa'd bin AbiWaqqash untuk berdo'a. Ajakan itu disetujui oleh Sa'd. Keduanya mulaiberdo'a. Sa'd berdo'a terlebih dahulu:
"Tuhanku, jika nanti aku berjumpa dengan musuhku, berilah aku musuh yang sangat perkasa. Aku berusaha membunuh dia dan dia pun berusaha membunuhku. Engkau berikan kemenangan kepadaku sehingga aku berhasil membunuhnya dan kemudian mengambil miliknya(sebagai rampasan perang)."Abdullah mengaminkannya.

Tiba giliran Abdullah berdo'a: Tuhanku, berilahaku musuh yang gagah perkasa. Aku berusaha membunuhnya, dan ia berusaha membunuhku. Kemudian ia memotong hidung dan telingaku. Kalau nanti aku bertemu dengan-Mu. Engkau akan bertanya, 'man jada'a anfaka wa udzunaka?'(Siapa yang telah memotong hidung dan telingamu?). Aku akan menjawab bahwa keduanya terpotong ketika aku berjuang di jalan-Mu dan jalan Rasulullah(fika wa fi rasulika). Dan Engkau, ya Allah akan berkata, "kamu benar!"(shadaqta).

Sa'd mengaminkan do'a Abdullah tersebut. Keduanya berangkat ke medan Uhuddan do'a keduanya dikabulkan oleh Allah.Sa'd bercerita kepada anaknya, "Duhai anakku, do'a Abdullah lebih baikdari pada do'aku. Di senja hari aku lihat hidung dan telinganya tergantung pada seutas tali."Kisah ini telah melukiskan sebuah cara untuk mengukur cinta kita pada Allah. Sementara banyak orang yang berdo'a agar mendapat ini dan itu,seorang pencinta sejati akan berdo'a agar dapat bertemu dengan kekasihnya sambil membawa sesuatu yang bisa dibanggakan.

Ketika di padang mahsyar nanti Allah bertanya pada anda: "Dari mana kauperoleh hartamu di dunia?" Anda akan menjawab, "harta itu kuperoleh dengan kolusi dan korupsi, dengan memalsu kuitansi, dengan mendapat cipratan komisi."Allah bertanya lagi, "apa saja yang telah engkau lakukan di dunia?""Kuhiasi hidupku dengan dosa dan nista, tak henti-hentinya kucintai indah dan gemerlapnya dunia hingga aku dipanggil menghadap-Mu." Allah dengan murka akan menjawab, "kamu benar!"Bandingkan dengan seorang hamba lain yang ketika di padang mahsyar berkatapada Allah: "Telah kutahan lapar dan dahaga di dunia, telah kubasahi bibirku dengan dzikir, dan telah kucurahkan waktu dan tenagaku untukkeagungan nama-Mu, telah kuhiasi malamku dengan ayat suci-Mu dan telah kuletakkan dahiku di tikar sembahyang bersujud di kaki kebesaran-Mu.

"Dan Allah akan menjawab, "kamu benar!"Duhai.... adakah kebahagian yang lebih dari itu; ketika seorang hambamenceritakan amal-nya dan Allah akan membenarkannya.Maukah kita pulang nanti ke kampung akherat dengan membawa amal yang bisakita banggakan? Maukah kita temui "kekasih" kita sambil membawa amalan yang akan menyenangkan-Nya?

Lanjutkan......

Biarkan aku pergi ibu.....!!

Biarkan Aku pergi ibu!
biarkan kutebus darah Ayah yang mulai mengering
agar dapat kuhancurkan gerbang-gerbang kerajaan itu
agar bisa kuterobos pagar-pagar api di sekelilingnya

Biarkan Aku pergi ibu!
Hewan-hewan buas di Belantara sana tidak lagi berartitawa-tawa
Setan gentayangan telah kutaklukanjuga
tamparan-tamparan Angin angkara yang membara
karena Aku adalah anak Kahyangan dan terlahir lewat perutmu,

IbuBiarkan Aku pergi ibu!
biarkan alam dan Malaikat menempaku
Aku ingin jadi Pahlawan dalam negeri Wayang seperti Arjuna
Aku tidak ingin jadi Rahwana yang serakah
dan Aku tak ingin menjadi Dorna yang bermuka dua
Aku ingin mengalirkan darah Ayah untuk kujadikan Lautan agar kelak sejarah nabi Nuh terulang lagi.

Biarkan Aku pergi ibu!
karena suatu saat Aku akan pulang bersamaku
prajurit-prajurit perang menjadi diriku bersamaku nahkoda-nahkoda kapal menjadi diriku bersamaku Setan-setan bertaring panjang akan membeku
karena akan kuberikan jiwa ibu pada mereka

Biarkan Aku pergi ibu!
sejuta langkah tanah akan jadi milikmu
sejuta gayung air akan mengabdi padamu
kelak akan kubuat Rentenir-rentenir bermuka Nabi itu berlutut padamu
kelak akan kujadikan Ibu menjadi Dewi penolong

Biarkan Aku pergi ibu!
hingga kelak Aku dapat kau lahirkan kembali pada hari yang sama
dengan hari kelahiranmu.

Lanjutkan......

Pesan

Suatu hari Imam Al-Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu Imam Al-Ghozali bertanya kepada murid-muridnya tersebut :

1. Apa yang paling dekat dengan diri kita didunia ini...?Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman dan kerabatnya, Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua itu benar, tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran 185). lalu Imam al Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua :

2. Apa yang paling jauh dari diri kita didunia ini...?Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari dan bintang. Lalu Imam Al Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan benar, tetapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Sebab bagaimanapun, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

3. Apa yang paling besar di dunia ini...?Murid-muridnya menjawab gunung, bumi, matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Al Ghozali, tetapi yang paling benardari yang ada didunia ini adalah "NAFSU" (Al-A'Raf 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai membawa kita ke neraka.

4. Apa yang paling berat didunia...?Ada yang yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar kata Imam Al Ghozali. Tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan Malaikat semua tidak mampu ketika ALLAH SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari mereka yang masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahn.

5. Apa yang paling ringan didunia ini...?Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar tapi yang paling ringan didunia ini adalah "MENINGGALKAN SHOLAT". Gara-gara pekerjaan kita tinggakan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.Lantas pertanyaan keenam adalah.:

6. Apakah yang paling tajam didunia ini...?Murid-muridnya mnjawab serentak, pedang. "Benar ..... " kata Imam Al Ghozali. Tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA" karena dengan lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan perasaan saudaranya sendiri.

Lanjutkan......

Daftar Pengunjung

Clip Musik Chadas..