Dingin yang menusuk tulangku,
mengingatkanku pada senyum mu yang memberi cahaya pelangi.
mengirimkan kehangatan yg membuai hayalku jauh..
menerobos liku kehidupan yang curam.
yang melilit tubuhku.
dingin yg menghadirkan tetes embun,
mengingatkanku pada matamu,
yang memberi gelora kehidupan.
Mendentangkan alunan nada nan merdu.
Masuk memenuhi pendengaranku,
yang menghasilkan untaian-untaian cinta yg hanya dapat diartikan hatiku.
jangan pernah berpikir hilang dari peredaran penglihatan ku.
karena pasti kan melukai ku,
seperti pedang yang meninggalkan darah segar mengalir.
Aku tulis puisi ini,ketika pertama kali aku mengenalmu.. dimusim dingin.
i'm back! keluh kesah ART!
11 years ago
0 komentar:
Post a Comment